Detail Berita

ROWO JOMBOR

Selasa, 13 Agustus 2024 08:27 WIB
1291 |   -

DARI KAMPUNG TERGENANG MENJADI DESTINASI WISATA YANG MENAWAN

Oleh : Ellyda Bekti Lestari, S.Pd.

(Disampaikan pada Rapat Kerja DWP Cabdin Pendidikan Wilayah V

di Rowo Jombor, 5 Juni 2024)

 

A.   SEJARAH ASAL-USUL ROWO JOMBOR

Rowo Jombor memiliki sejarah yang panjang, yang terjadi sejak zaman kolonial Belanda. Sebelum menjadi danau seperti yang kita lihat sekarang. Rowo Jombor yang terletak di desa Krakitan, kecamatan Bayat, kabupaten Klaten ini dulunya merupakan perkampungan yang terletak di sebuah dataran yang sangat rendah (bahkan mirip kedung) yang dikelilingi perbukitan.

Lokasinya yang sangat rendah, menyebabkan air hujan yang masuk ke perkampungan ini tidak bisa mengali keluar. Tidak hanya di musim penghujan, bahkan di musim kemarau sekali pun, air tidak bisa terbuang keluar. Lantaran terus menerus tergenang air, warga mulai memindahkan rumahnya ke tanah-taanah tegalan di sekitarnya yang agak tinggi.

Di sisi barat laut tanah rendah ini, terdapat sungai Ujung yang mengalirkan airnya hingga ke sungai Dengkeng. Karena sungai Ujung sering kelebihan air saat musim hujan, air pada dataran rendah tersebut kian melebar hingga membentuk sebuah rawa. Kelebihan air itu terus menggenangi tanah pekarangan, sawah, hingga permukiman warga.

Keberadaan Rowo Jombor yang dulunya merupakan perkampungan juga dibenarkan oleh warga. Menurut penuturan salah seorang sesepuh desa, Rowo Jombor dulunya merupakan kampung yang sering kebanjiran. Jejak-jejaknya masih ada di dasar waduk. Tetapi untuk detailnya, belum diadakan penelitian secara serius.

Setelah ditinggalkan warga, bekas perkampungan ini oleh pemerintah kolonial Bekanda diubah menjadi sebuah tempat penampungan air (waduk) untuk keperluan irigasi sawah dan perkebunan milik pemerintah Belanda. Jadi, Rowo Jombor ini merupakan waduk semi buatan yang dibangun sejak zaman kolonial Belanda.

B.  REVITALISASI ROWO JOMBOR

Setelah ditinggalkan warga, Rowo Jombor yang memiliki ukuran panjang 7,5 kilometer dengan kedalaman 4,5 meter dan mampu menampung air sebanyak 4 juta meter kubik ini dimanfaatkan untuk keperluan pariwisata, yang ditandai dengan banyaknya warung apung. Ada juga warga yang memanfaatkan untuk budidaya ikan yang ditandai dengan banyaknya karamba milik warga.

Namun kini, pemerintah pusat bertekad mengembalikan fungsi Rowo Jombor sebagaimana fungsi awalnya, yakni sebagai tempat penampungan air untuk pengairan sawah dan kebun. Penataan dan revitalisasi Rowo Jombor saat ini terus berlangsung, dengan anggaran 20 milyar. Untuk fungsi rekreasi masyarakat, di sekeliling Rowo Jombor akan dibangun Pedestrian yang bisa difungsikan sebagai Jogging Track.

Proyek revitalisasi Rowo Jombor sudah mulai dikerjakan. Puluhan miliar rupiah digelontorkan untuk membiayai proyek ini. Menurut Bupati Klaten Sri Mulyani, pengajuan dana dari pemerintah pusat sudah sejak tahun 2017 saat masih menjabat sebagai Plt Bupati. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun dermaga, mengangkat sedimen dari dalam danau purba tersebut, serta penataan tempat joging.

Bupati dan masyarakat Klaten sangat berharap, penataan dan revitalisasi Rowo Jombor berjalan lancer, tanpa kendala, agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat banyak.

 

 

 
 

Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini